Pesta ini sudah usai, hanya tinggal puing –puing sampah sisa makanan
yang berserakan diseluruh sudut ruangan. Nampak gurat-gurat kelelahan tersirat
di permukaan dahi para pemuda. Bagaimana tidak,seharian berdiri menyalami tamu
undangan yang terus berdatangan hingga menjelang malam, jelas menguras banyak
tenaga.
Diluar, janur kuning mulai melayu,
kesibukan benar-benar tak lagi terdengar. Pada saat itulah rintik gerimis mulai
turun menyambut keheningan. Dingin namun menggetarkan.
Sementara itu,..
Dihatiku yang paling dalam ada sebuah kidung tak terkatakan. Sebuah
kidung yang hidup dalam akar hatiku yang tak mau mengalir seperti tinta di atas
kertas. Dia membalut seluruh tubuhku dengan jubah kasih transparan. Kecuali
mulutku dan mataku.
Aku adalah seorang pemuda yang kalah oleh prahara cinta. Aku mencintai
seseorang gadis diantara gadis-gadis yang hanya menjadikanku tidak lebih dari
temannya. Kami dipertemukan oleh waktu dan dipisahkan hanya karena sebuah rasa.
Aku ingin mencintainya dan terus mencintainya sampai Tuhan mencabut kembali
janji atas nikmat cinta-NYA. Dan aku ingin mencintainya sampai malaikat
kematian datang menjemputku untuk ikut pergi
bersamanya dan menyuruhku pergi untuk meninggalkan gadis itu.
Adakah hal yang paling menyakitkan didumia ini selain ditinggalkan oleh
orang yang dicintai? Kehilangan seluruh harta masih bisa dicari, tapi siapakah
orangnya yang dapat menggantikan hati bila separuh hati lainnya terdampar di
pelabuhan jiwa yang bukan jiwa milikmu.? Tuhan memang telah menciptakan aku, tp
dia diciptakan dan ditakdirkan bukan untukku. Mungkin ada yang lebih baik
darinya yang mampu menyempurnakan hati dan yang akan menjadi bunga terakhir
dalam hidupku.
0 komentar:
Posting Komentar